Minggu, 12 Maret 2017

"Belajar Memaknai Hidup Dari Pohon Pisang"

     Kalau kita memikirkan kehidupan ini kadang kita suntuk dan begitu melelahkan karena banyak aktifitas yang harus kita lakukan mulai bangun tidur hingga menjelang tidur. Begitu banyak persoalan yang terjadi karena ulah manusia. Manusia selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa yang diperbuatnya dan anehnya tanpa ada rasa penyesalan.Yang diawali disaat masa kanak-kanak (muncul umpatan: dasar anak tidak tau diuntung!!!), berlanjut di saat remaja (muncul nyanyian: muda-mudi yang bergaul begitu bebas hingga akhirnya salah jalan), masih juga berlanjut di saat kita sudah menjadi orang tua (muncul umpatan: ingat sudah tua renta sudah bau tanah!!! nggak usah macam-macam)
     Coba kita merenung sejenak dan pikirkan berapa lama lagi kita hidup di dunia ini. Pepatah Jawa mengatakan: "Urip ning donya iku mung mampir ngombe" maksunya hidup di dunia itu hanya numpang minum. Begitu cepat dan singkatnya kita hidup di dunia ini. Untuk itu alangkah baiknya kalau kita bersyukur selagi kita masih dapat menghirup udara pagi yang segar dan dapat merasakan hangatnya sinar mentari pagi. Ingatlah sebaik-baiknya manusia itu adalah Manusia yang bermanfaat bagi sesamanya. Sudahkah kita bermanfaat bagi orang lain???....
     Ibarat pohon pisang yang tumbuh mulai dari tunas hingga menjadi pohon menghasilkan buah pisang yang pada akhirnya akan menninggalkan tunasnya (mati). Demikian pula dengan hidup kita yang diawali dari masa kanak-kanak lalu tumbuh menjadi remaja dan mejadi seorang pemuda atau pemudi yang dewasa dan menikah serta dikaruniai anak dan mejadi orang tua yang akhirnya menjadi manusia lanjut usia dan akhirnya tiada. Patut kiranya kita belajar memaknai hidup ini dari kehidupan pohon pisang,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar